JASSO WINARTO, WARTAWAN DENGAN SEGUDANG PROFESI.
*Sempat dipecat karena editorial “Soeharto dan Firaun”.
Jika ada wartawan yang memiliki segudang profesi alias banyak keahlian, maka itulah Jasso Winarto. Kami biasa memanggil mas Jasso. Apa saja itu? Artis film, penulis skenario, wartawan, novelis, pengamat pasar modal dan penulis buku.
Rabu 2 April 2025, kami berdua (Banjar Chaeruddin dan B.Wiwoho) silaturahmi, berhalal bi halal sekaligus nengok mas Jasso yang jatuh sakit semenjak Agustus 2024, beberapa hari setelah ulang tahunnya yang ke 82. Pria kelahiran Sragen 23 Agustus 1942 ini menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Unversitas Gadjah Mada dan tamat sarjana tahun1968.
Semasa kuliah, ia berteman akrab dengan budayawan W.S.Rendra. Ia juga rajin menulis cerita pendek, novel dan esei, serta memulai langkahnya ke dunia film lewat film Jembatan Merah (1973). Kemudian memainkan peran pembantu dalam Dewi (1974). Sedang dalam film Pinangan (1977), dia bertindak sebagai asisten sutradara. Filmnya yang pertama sebagai sutradara adalah Bandot (1978).
Buku-buku yang ditulisnya antara lain Dua Manusia, Pasar Modal Indonesia, Indonesia Stock Market Handbook 1990 – 1991 dan 1991 – 1992. Sebagai wartawan mas Jasso pernah aktif di Majalah Eksekutif dan surat kabar Prioritas/Media Indonesia. Tatkala menjabat sebagai Pemimpin Rekasi Media Indonesia ia sempat menggegerkan jagad politik dan kewartawanan, karena suratkabarnya memuat tajuk rencana berjudul Soeharto dan Firaun, yang ditulis Elman Saragih dan Jasso si pemberi ide. Kala itu keduanya menjabat redaktur eksekutif I dan II atau Pemred dan Wakil Pemred.
Firaun itu bukan nama orang atau raja, tapi sebutan atau gelar yang disematkan kepada setiap Raja Mesir Kuno. Kerajaan Mesir Kuno sendiri sudah berdiri ribuan tahun, yakni sejak 3150 SM sampai 31 SM. Sepanjang itu, tercatat ada ribuan raja yang disebut juga Firaun, yang memerintah dengan beragam nama.
Dari ribuan Firaun itu, Alkitab pernah merujuk sebuah kisah Firaun baik yang hidup di era Nabi Yusuf. Suatu hari, dalam tidurnya, sang Firaun bermimpi melihat tujuh ekor lembu yang kurus memakan tujuh lembu gemuk. Di mimpi yang lain dia juga melihat tujuh bulir gandum kurus dan layu menelan tujuh bulir gandum yang bernas dan berisi.
Seorang pemuda Ibrani yang di dalam Islam dikenal sebagai Nabi Yusuf, menafsirkan mimpi sang raja bahwa akan datang tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan. Yusuf menyarankan agar, selama tujuh tahun masa kelimpahan, Firaun menimbun gandum sebagai persediaan pangan untuk waktu tujuh tahun kelaparan yang bakal melanda negeri itu.
Pada 23 Maret 1990, Elman Saragih mengutip kisah tersebut dalam tajuk Media Indonesia. Dia menganalogikan antisipasi Firaun dengan apa yang juga telah dilakukan Presiden Soeharto untuk menghadapi potensi kemarau panjang pada tahun itu. Soeharto antara lain menginstruksikan Bulog dan kalangan perbankan agar melakukan persiapan, terutama untuk kelancaran kredit pengadaan pangan. (https://news.detik.com/kolom/d-6523923/firaun-dari-soeharto-ke-jokowi)
Walaupun apa yang dikemukakan Media Indonesia itu sesungguhnya adalah pujian buat Soeharto, tulis mantan Pemimpin Redaksi Pikiran Rakyat Budhiana Kartawijaya di dalam blognya, tak pelak tulisan Elman itu menggegerkan Indonesia. Pasalnya, di benak orang Indonesia, Firaun itu tokoh jahat. Departemen Penerangan akhirnya memberikan peringatan keras kepada Media Indonesia. Jasso dan Elman pun kena sanksi, diberhentikan dari jabatan.
Semenjak itu Jasso Winarto aktif menjadi pengamat ekonomi khususnya pasar modal, serta menjadi salah satu ketua dari Center for Fiscal and Monetary Study (CFMS), yang pada periode pertengahan 1980-an sampai dengan awal 2000an, dikenal sebagai lembaga kajian yang banyak membuat analisa-analisa perekonomian.
Kini mas Jasso sudah memasuki usia 83 tahun, dan beberapa hari setelah ulangtahunnya yang ke 82, sempat jatuh sakit dan harus dirawat di Rumah Sakit selama beberapa bulan, bahkan di ICU. Meskipun bicaranya belum bisa pulih normal dan masih harus di kursi roda, mas Jasso terus bersemangat dan senang bercanda. Kami lima sahabat lebih dari 40 tahun yaitu Jasso Winarto, B.Wiwoho, Sumarso Slamet Rahardjo (juga sedang sakit), Gunawan Sumodiningrat dan Banjar Chaeruddin, terus saling menyemangati dalam mengisi hari-hari tua. Semoga hari-hari kita senantiasa penuh limpahan berkahNya. Amin.
#Soeharto dan Firaun #Banjar Chaeruddin #B.Wiwoho #Soemarso #Gunawan Sumodiningrat #Elman Saragih #CFMS #Soeharto #Jasso Winarto